Minggu, 25 Desember 2011

Museum Fashion Harry Darsono Harry Darsono

Masyarakat umumnya menyebut jenis museum yang dimiliki perancang busana Harry Darsono ini adalah museum fashion, karena benda-benda yang dikoleksi kebanyakan rancangan busana, asesoris, juga karya kerajinan seperti tenun ikat, batik, dan benda-benda fashion.

Museum Harry Darsono yang bergaya baroque ini termasuk salah satu agenda kunjungan wisata yang ditawarkan Jakarta. Perancang adibusana yang multitalenta asal Mojokerto itu berharap, museumnya yang dibangun tahun 1996 bisa memperkaya Jakarta dengan nuansa seni dan menjadi salah satu hal yang penting di Ibu Kota Indonesia.

Museum fashion, khususnya adibusana cukup langka, dan Museum Harry Darsono adalah satu-satunya di Indonesia. Harry Darsono memang dikenal sebagai perancang yang penuh bakat di bidang seni.

Koleksi dalam Museum Harry Darsono beraneka bentuk karya, terutama yang berhubungan dengan rancang busana, asesoris, dekorasi interior sebagai setting dimana gaun ciptaannya bisa dikenakan dalam suatu kesempatan yang elegan. Selama ini gaun-gaun Harry dikenal sebagai rancangan yang berkelas, haute couture atau adibusana, serta kontemporer yang tetap elegan.

Museum Harry Darsono boleh dikata tempat menyimpan karya-karya monumental berupa gaun adibusana, art to wear, kostum panggung kontemporer, lukisan di atas kain sutra ukuran lebar, aneka sulaman, hingga tenun ikat sutra yang menjadi ciri khasnya.

Karya-karya fashion Harry Darsono selain elegan, kadang spektakuler. Hal ini didukung latar belakang pendidikan dan pengalamannya yang luas. Pria kelahiran Surabaya, 19 Maret 1950 ini pernah studi di Ecole Des Beoux di Paris, Prancis, Fashion Marchandising & Clothing Technology di London College of Fashion, Inggris, lalu London Film & TV Academy untuk Stage Production di London, Psychology di Christchurch College, Oxford, Inggris Phd dalam Humanistic Philosophy.

Harrry juga pernah mengajar di Paris Academy at Fashion, London, Onggris. Ia dikenal pula sebagai pendidik dalam bidang seni, desain, dan psikologi dalam kewirausahaan, serta konsultan untuk perusahaan asing, swasta nasional maupun perorangan.

Museum Harry Darsono dibangun tahun 1996 dan baru rampung serta diresmikan tahun 2001. Menurut Harry yang sangat menyukai musik klasik, di museum pribadi yang memakai nama dirinya itu menyimpan karya-karyanya sejak 1970-an hingga sekarang dalam bentuk adibusana, art to wear, kostum panggung kontemporer, tapestry, lukisan berukuran besar di atas sutra, desain-desain perhiasan, desain trofi, tenun ikat, sulaman dekoratif dan kontemporer, serta novelty fabrics untuk interior dan adibusana yang terbuat dari sutra halus.

Di sini selain dipajang gaun-gaun adibusana dalam penataan yang menarik, terdapat pula kostum panggung pementasan teater seperti Julius Caesar.

Yang tak kalah menarik dan bersejarah adalah gaun-gaun adibusana dengan sulaman emas murni yang pernah dipesan oleh wanita-wanita bangsawan dunia. Adibusana tersebut termasuk gaun pengantin bersulam emas dan manik-manik gelas yang sangat elegan.

Museum Harry Darsono mengesankan keanggunan, baik dari luar maupun dari dalam bangunan. Dari arsitekturnya, sekilas saja mengesankan sebuah bangunan yang sangat kuno, elegan, klasik dan abadi. Begitu pun warna dinding, hiasan eksterior, juga tanaman yang menghiasi, memberikan pesona yang elegan dan antik.

Ruangan dalam, mulai dari lantai satu hingga lantai tiga, benar-benar diwarnai "perhitungan" cermat dan tata artistik yang memikat, termasuk penempatan tata cahaya yang begitu jeli dalam nuansa terang-redupnya.

Ruang sinema, perpustakaan serta studio untuk belajar dan bekerja melengkapi keberadaan museum ini. Di sini tersimpan pula karya-karya tekstil sutera Harry yang diproduksi di Cina, Korea, Jerman dan Italia sejak 1976. Di lantai satu terdapat seperangkat meja makan lengkap dengan piring dan sendok-garpu.

Furniturnya juga pilihan yang semuanya menujukkan citra seni tinggi. Di lantai tiga terdapat ruang serbaguna yang cukup luas yang bernama Sutra Lounge untuk acara konser dan pameran. Biasanya konser musik klasik.

Sedangkan ruang terbuka, "Roof Top Garden" yang juga luas biasanya dipergunakan untuk acara-acara pertemuan yang anggun. Ruangan ini juga dilengkapi kubah klasik untuk memamerkan karya-karya khusus. -isw

0 komentar:

Posting Komentar

Netpreneur Blog Indonesia

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More