Banyak yang bertanya (lebih tepatnya menyalahkan) ketika saya (mungkin) terlalu antusias menolak praktek desain gratis. "itu kan hak masing-masing orang, yang ngerjain aja ga protes!" Begitu kira-kira respon yang saya terima dari beberapa orang yang rata-rata tidak bergelut dibidang desain grafis. Berangkat dari itu, maka saya kira perlu untuk menulis artikel sebagai jawaban kenapa desain itu tidak boleh gratis. Bukan hanya klarifikasi, tapi juga berbagi pendapat dan pemikiran dari sudut pandang saya sebagai pelaku di bidang desain grafis. Senang kiranya jika ada respon dari pihak yang pro terhadap desain gratis, semoga menjadi ajang tukar pikiran yang bermanfaat.
Dan berikut adalah alasan kenapa jasa layanan desain grafis itu tidak boleh gratis :
Apresiasi Terhadap Desain Grafis
Semakin banyak yang memberi jasa layanan desain gratis, maka akan semakin banyak orang yang berfikir kalau desain grafis itu adalah pekerjaan iseng dan hobi semata. Padahal si pemberi jasa desain gratis kebanyakan adalah orang yang tidak punya pengetahuan apa-apa tentang desain grafis, biasanya hanya bermodal sedikit bisa software grafis dan tau beberapa tehnik dan efek, lantas iseng membuat beberapa karya.
Kesadaran Terhadap Hak Cipta
Gratis berarti jelas, tanpa dibayar! Sedangkan suatu karya desain grafis biasanya berisi dengan teks dan gambar dimana desainer memiliki hak penuh atas keduanya. Hak penuh itu tentu saja tidak (selamanya) bisa diperoleh secara gratis. Minimal sekali, desainer menggunakan alat bantu (kamera) untuk gambar yang disertakan pada karya, tentu ini tidak gratis bukan? Lantas ketika tidak diapresiasi dengan dibayar, tidak ada yang mau repot. Alhasil adalah menggunakan objek grafis yang desainer tidak memiliki hak untuk menggunakannya.
Orisinalitas Karya
Desainer grafis adalah suatu bidang yang akan terus bersinggungan dengan yang namanya kreatifitas dan ide. Kreatifitas dan ide hanya akan tumbuh ketika seseorang melakukan proses untuk menemukannya, tidak bisa tiba-tiba seperti menerima wahyu. Dan siapa yang mau repot-repot menuangkan ide dan pemikiran untuk sesuatu yang tidak menghasilkan? Keikhlasan hati seperti ini ada, namun sedikit. Kebanyakan orang akan mengambil langkah pintas untuk menjiplak dan mencuri ide dari karya orang lain.
Kualitas Karya
Suatu karya desain akan dianggap berhasil ketika dia berperan positif dalam hal fungsi. Desain grafis bukan hanya kepentingan klien, ini kepentingan semua orang yang masih hidup dan bisa melihat. Dia berisi informasi dan pesan, dan ketika informasi dan pesan tersebut tidak sampai ke audiens, maka akan timbul kebingungan dan kekacauan. Bayangkan jika papan tanda di pinggir jurang menggunakan warna hijau (dan bukan merah), pasti akan banyak kendaraan yang akan terjun bebas kedalam jurang. Berangkat dari peran penting itu, desainer grafis sebaiknya memiliki standar kualifikasi yang semakin bagus. Dan jasa layanan desain grafis perlahan (tapi pasti) menurunkan kualitas karya desain grafis secara keseluruhan. Kualitas dibangun oleh support dan dorongan, salah satu bentuknya adalah apresiasi yang tidak ada pada desain gratis.
Keseimbangan
Suatu jerih payah tentunya harus dibalas setimpal, biar seimbang. Kalau tukang kebun dibayar karena jerih payahnya merawat kebun, teknisi listrik dibayar karena kemampuannya dibidang listrik, maka sudah sepantasnya desainer grafis dibayar karena kemampuannya memperbaiki problem visual. Apalagi, jasa layanan desain grafis biasanya diberikan untuk pelaku usaha. Kalau mereka punya modal untuk membangun usahanya, kenapa mereka tidak punya uang untuk membayar jasa layanan desain!? Tidak masuk akal bukan!?
Dan berikut adalah alasan kenapa jasa layanan desain grafis itu tidak boleh gratis :
Apresiasi Terhadap Desain Grafis
Semakin banyak yang memberi jasa layanan desain gratis, maka akan semakin banyak orang yang berfikir kalau desain grafis itu adalah pekerjaan iseng dan hobi semata. Padahal si pemberi jasa desain gratis kebanyakan adalah orang yang tidak punya pengetahuan apa-apa tentang desain grafis, biasanya hanya bermodal sedikit bisa software grafis dan tau beberapa tehnik dan efek, lantas iseng membuat beberapa karya.
Kesadaran Terhadap Hak Cipta
Gratis berarti jelas, tanpa dibayar! Sedangkan suatu karya desain grafis biasanya berisi dengan teks dan gambar dimana desainer memiliki hak penuh atas keduanya. Hak penuh itu tentu saja tidak (selamanya) bisa diperoleh secara gratis. Minimal sekali, desainer menggunakan alat bantu (kamera) untuk gambar yang disertakan pada karya, tentu ini tidak gratis bukan? Lantas ketika tidak diapresiasi dengan dibayar, tidak ada yang mau repot. Alhasil adalah menggunakan objek grafis yang desainer tidak memiliki hak untuk menggunakannya.
Orisinalitas Karya
Desainer grafis adalah suatu bidang yang akan terus bersinggungan dengan yang namanya kreatifitas dan ide. Kreatifitas dan ide hanya akan tumbuh ketika seseorang melakukan proses untuk menemukannya, tidak bisa tiba-tiba seperti menerima wahyu. Dan siapa yang mau repot-repot menuangkan ide dan pemikiran untuk sesuatu yang tidak menghasilkan? Keikhlasan hati seperti ini ada, namun sedikit. Kebanyakan orang akan mengambil langkah pintas untuk menjiplak dan mencuri ide dari karya orang lain.
Kualitas Karya
Suatu karya desain akan dianggap berhasil ketika dia berperan positif dalam hal fungsi. Desain grafis bukan hanya kepentingan klien, ini kepentingan semua orang yang masih hidup dan bisa melihat. Dia berisi informasi dan pesan, dan ketika informasi dan pesan tersebut tidak sampai ke audiens, maka akan timbul kebingungan dan kekacauan. Bayangkan jika papan tanda di pinggir jurang menggunakan warna hijau (dan bukan merah), pasti akan banyak kendaraan yang akan terjun bebas kedalam jurang. Berangkat dari peran penting itu, desainer grafis sebaiknya memiliki standar kualifikasi yang semakin bagus. Dan jasa layanan desain grafis perlahan (tapi pasti) menurunkan kualitas karya desain grafis secara keseluruhan. Kualitas dibangun oleh support dan dorongan, salah satu bentuknya adalah apresiasi yang tidak ada pada desain gratis.
Keseimbangan
Suatu jerih payah tentunya harus dibalas setimpal, biar seimbang. Kalau tukang kebun dibayar karena jerih payahnya merawat kebun, teknisi listrik dibayar karena kemampuannya dibidang listrik, maka sudah sepantasnya desainer grafis dibayar karena kemampuannya memperbaiki problem visual. Apalagi, jasa layanan desain grafis biasanya diberikan untuk pelaku usaha. Kalau mereka punya modal untuk membangun usahanya, kenapa mereka tidak punya uang untuk membayar jasa layanan desain!? Tidak masuk akal bukan!?
0 komentar:
Posting Komentar