Desainer grafis dituntut untuk menghasilkan karya terbaik. Ketika bekerja sendiri ataupun bekerja pada orang lain. Sebagai desainer grafis tentu karya terbaik tetap menjadi prioritas, menjadi tujuan. Mencari ide hingga setinggi langit dan sedalam lautan, lalu mengeksekusi ide dengan menggunakan berbagai teknik fotografi, ilustrasi, komposisi, tipografi dengan semua keahlian desain kita. Namun, apakah cukup sampai disini?
Jawabannya, tidak!
Meski kita seorang desainer grafis yang hebat dengan ide brilian dan eksekusi visual yang sangat bagus. Namun ada satu hal yang kadang terlupakan dan tetap harus dijaga yaitu sikap atau istilah yang populer yaitu attitude.
Attitide atau sikap berpengaruh sangat besar terhadap kesuksesan karir atau bisnis kita. Apapun status kita, bekerja pada orang lain ataupun bekerja sendiri, attitude tetap harus dijaga.
Menunjukkan Attitude yang tidak baik seperti tidak mau kerjasama, tidak mau di kritik, tidak mau dialog, merasa paling hebat, dengan cara yang tidak menyenangkan adalah attitude yang pada umumnya orang tidak suka. Saya sendiri memaklumi siapa sih yang mau dikritik, siapa sih yang tidak ingin dirinya diakui hebat, dan kalau sudah soal ide dan kreatifitas kadang kita inginnya semua adalah hasil karya kita. Sebenarnya ini menurut saya manusiawi. Hal-hal seperti ini lebih baik cukup ada disimpan di hati.
Ketika kita sedang bekerja pada orang lain atau sedang kerjasama bisnis tentu bila hal-hal negatif diungkap secara sengaja maupun tidak sengaja secara terbuka, tentu siapapun tidak akan menerimanya, ya kan? Karena kita masih memiliki atau masih berada di lingkungan budaya timur yang masih saling menjaga perasaan dan teposeliro. Salah sikap sedikit, bisa berantakan semua urusan.
Jadi kesimpulannya, pengetahuan dan skill saja tidak cukup untuk mendukung kesuksesan kita sebagai desainer grafis. Attitude yang baik juga harus kita jaga.
0 komentar:
Posting Komentar