Sabtu, 10 Maret 2012

Desain Logo Tidak Harus Menyimbolkan Apa yang dilakukan oleh Perusahaan

Ada banyak cara untuk berkomunikasi secara visual dan begitu pula cara kita mengadaptasi sebuah simbol untuk dijadikan desain logo pada suatu perusahaan. Sejumlah kasus pada desain logo yang cukup populer telah mebuktikannya dan mungkin Anda juga sudah tahu siapa mereka. Logo tersebut sukses. Untuk mengatakan makan tidak harus kita gambarkan orang sedang melahap makanannya. Sama halnya ketika sakit kepala bukan berarti kepala secara fisik yang sakit, bisa saja pusing gara-gara mikirin pacar yang tak kunjung sms.
Logo xerox bukanlah simbol mesin fotokopi, logo fedex juga bukan lambang kurir, logo amazon malah tidak menyangkut hutan, logo kereta api Indonesia sedikitpun tidak mirip lokomotif, mencintai alam bukan berarti memeluk pohon sambil menciumnya.
Logo tentang komputer tidak harus menunjukkan gambar komputer sehingga bersinergi dengan teknologi, logo tukang sunat tidak harus menampilkan *sensor*, logo warung kopi / cafe tidak melulu simbol segelas kopi hangat, logo tukang cukur juga tidak wajib simbol gunting, desain logo traveling tidak selalu harus menggunakan simbol mobil, desain logo toko obat tidak perlu menunjukkan obat.

desain logo starbucks
desain logo starbucks tidak ada simbol kopinya (diambil dari strabucks.com), All other trademarks and copyrights are property of their respective owners
Hanya karena itu dianggap relevan, tidak berarti Anda tidak bisa melakukan lebih baik dengan menggunakan alternatif desain lain yang tidak menggambarkan produk atau layanan yang ditawarkan oleh klien Anda. Pada dasarnya Anda akan mempresentasikan desain logo Anda kepada klien dan membuat yakin bahwa desain Anda sudah benar dan tepat adalah bukti Anda sedang berkomunikasi.
Jika Anda tidak berhasil meyakinkannya juga bukan berarti desain logo Anda jelek atau kurang pas namun cara Anda mengatakan apa yang Ada dalam benak Anda tentang desain logo yang telah dibuat kurang meyakinkan klien. Mungkin juga pembahasan Anda kurang win-win. Anda tidak paham apa yang ingin didengar oleh klien dari ucapan Anda yang seorang desainer. Ubah tata bahasa Anda, beri pencerahan klien Anda, kurangi egoisme Anda, berpikirlah layaknya klien dan bertidak sebagai seorang desainer profesional. Kita desainer adalah pemecah masalah sumber solusi, begitu katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Netpreneur Blog Indonesia

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More